Senin, 24 Maret 2008

Nasehat Sang burung Beo

Assalamuaikum...Assalamualaikum...Assalamualaikum...

Walaikum salam jawabku...baru saja aku membuka jendela kamar, menghirup udara pagi yang segar...hujan mentari dari celah celah dedauan mengobati ruang kamarku dari berbagai macam penyakit yang bertebaran didalamnya.

Aku bergegas membuka pintu, "aiihhh...pagi-pagi begini sudah ada tamu" batinku. Lho kok...gak ada siapa-siapa. Mataku meraba-raba sekitar pekarangan rumah mencari sang mpunya salam tadi.

Owhh...suara burung Beo rupanya. Ia sedang duduk santai menyambut mentari di pelepah pohon kelapa.

Aku tertarik untuk memperhatikan burung itu secara diam-diam takut mengganggu kedamaian burung itu. Ia seolah-olah tersenyum menyambut mentari pada pagi ini dan menikmatinya. Terkejut aku ketika burung itu menegurku..."hai...Pemuda tidakkah engkau malu pada sang mentari. Sedari pagi ia telah menunaikan kewajibannya untuk menerangi bumi ini, memberikan kehangatannya sebagai tanda hari ini adalah hari yang cerah. Bukankah engaku juga mempunyai kewajiban?" . "tentu aku juga mempunyai kewajiban sebagai penuntut ilmu" seruku.

Burung Beo itu malah tertawa dengan jawabanku. " Ha ha ha ha ha ha ha ha...duhai pemuda, sungguh malang nasibmu jika engkau terus seperti ini. Tidak sadarkah engkau, bahwa engkau telah menyia-nyiakan waktumu?" waktu pagi adalah waktu yang tepat untuk menghapal pelajaranmu, mengulang pelajaranmu, mempersiapkan segala sesuatu untuk mencari ilmu yang belum engkau ketahui. Bukan untuk memperhatikan apa yang aku lakukan bercumbu ria dengan sang mentari". Bagaikan seorang penceramah memberi nasehat

"Lakukanlah tugasmu agar engkau tak menyesal kemudian hari..." burung Beo itupun terbang meninggalkanku sendiri.

Tidak ada komentar:


Free chat widget @ ShoutMix